Kamis, 11 Juli 2013

 Pantai Sawarna 


Kawasan ini dulunya berupa hutan pantai yang dikenal dengan nama Desa Siluman. Kawasan desa siluman itu kini bangkit menjadi tujuan wisata yang lebih menarik daripada Pelabuhan Ratu di Sukabumi. Pantai ini masih berada dalam satu garis pantai dengan Pelabuhan Ratu. 
Kawasan ini dapat dikatakan sebagai mutiara baru di selatan Bantenmerupakan tempat wisata baru di sisi selatan Propinsi Banten. Dan sejak tahun 2000-an mulai banyak pengunjung yang mengunjungi Pantai Sawarna. 
Pantai ini memiliki keindahan alamiah yaitu hamparan pasir putih yang membentang luas dan keunikan dua bongkah karang di sekitar Tanjung Layar di Desa Sawarna telah menjadi magnet yang menyedot para wisatawan, baik domestik maupun mancanegara. Pantai Sawarna, laksana surga di wilayah selatan Banten yang menawarkan berbagai keindahan yang penuh warna
Panjang pantainya mencapai 65 km, pantai terindah dari lima pantai yang dimiliki Provinsi Banten.
Beberapa Goa disekitar pantai menambah daya tarik pantai ini, goa yang berbeda ukuran dapat Anda kunjungi seperti : Goa Lalay, Goa Sikadir, Goa Cimaul, Goa Singalong, dan Bukit Pasir Tangkil.  Goa di Sawarna merupakan gua karst ( batu gamping ) yang terbentuk dari masa Miosen awal. Maka dari itu Pantai Sawarna masuk dalam salah satu 7 kategori “The Hidden Paradise’ di Indonesia versi On the Spot trans.

LOKASI


Pantai Sawarna bisa ditempuh dari dua arah, yaitu dari Jakarta ke arah Barat via Pandeglang atau dari Jakarta ke selatan via Pelabuhan Ratu di Sukabumi dan menyusur pesisir selatan. Rute Jakarta-Tangerang-Tigaraksa-Lebak-Malingping-Bayah bisa memakan waktu 6,5-7 jam. Sedang Rute Jakarta-Sukabumi via Pelabuhan Ratu hanya perlu 4,5 jam saja. Secara umum, untuk saat ini melewati Sukabumi lebih nyaman dengan jalan yang lebih bagus dari Lebak ditambah banyaknya pesona alam selama perjalanan. Kalau suatu saat pemda Banten membuat akses ke Pantai Sawarna dengan jalan 4 lajur seperti Tigaraksa, tentu akan lebih cepat melalui Tigaraksa-Lebak.
Setibanya di Desa Sawarna wisatawan langsung disambut tulisan “Selamat Datang di Desa Wisata Sawarna” yang terpampang di mulut desa. Jembatan gantung menuju kawasan wisata nan unik menyiratkan siapapun terasa dibawa ke alam lain yang sulit didapat di tengah hiruk pikuk kesibukan rutinitas sehari-hari yang melelahkan. Ya, Sawarna, sebuah desa di kawasan ujung timur Kecamatan Bayah yang kian populer. Bahkan desa terpencil di wilayah selatan yang berpenghuni sekitar 5.700 jiwa itu kini kemolekannya telah banyak terpamer di dunia maya. Keunikan Pantai Tanjunglayar dengan dua karang besar yang mirip menara, dan cekungan teluk Sawarna dengan ombak besarnya yang bisa dijadikan area olahraga surfing, serta eksotiknya Goa Lalay yang dipenuhi ribuan kelelawar, memberikan nuansa natural dan keindahan tersendiri.

HISTORY 

Dahulu Sawarna pernah menjadi persinggahan Sultan Ageng Tirtayasa, tepatnya di salah satu bukit area sekitar Tanjung Layar. Dia juga menyebutkan, waktu awal zaman penjajahan Jepang, di perkampungan Sawarna itu pernah bermukim sosok pejuang bernama Tan Malaka, waktu itu dia berada di sana sebagai pegawai di salah satu pertambangan ternama.
Diceritakan pula, untuk 2 karang yang berbentuk menara itu, adalah bekas menara bangunan kuno. Karena memang di sekitar Tanjung Layar itu banyak bertumpuk karang bebatuan seperti bekas puing-puing bangunan tua. Di sekitar pesisir pantai Tanjung Layar agak ke arah barat, bisa dijumpai seperti bentuk bekas telapak kaki sebelah kiri yang cukup besar, berukuran panjang sekitar 2 meter dan lebar 1 meteran. Konon menurut cerita warga setempat, itu adalah ‘Tapak Si Kabayan’ tokoh legenda Parahiyangan.

KEUNIKAN KEINDAHAN PANTAI SAWARNA
1. GOA LALAY : 
   Goa atau gua di Sawarna relatif memiliki keunikan yaitu panjangnya ratusan meter dan    
   dibawahnya mengalir sungai kecil. Sehingga, apabila kita tertarik menyusuri lorong gua yang    
   gelap penuh Stalagtit ini harus rela hari berbasah-basah. Ketinggiian air kira-kira antara sebatas 
   lutut hingga pinggang. Penduduk setempat menyediakan jasa penerangan dengan lampu 
   petromak serta memandu di dalam gua.
 Sampai saat ini belum ada penjelajah ataupun ilmuwan yang bisa menembus dan menggali   
apa yang 
    terkandung dalam goa tersebut. Hal ini menjadi salah satu keunikan yang dimiliki oleh Goa Lalay.